Sunday, August 28, 2005

Ahai Kembang Kiambang...

...merah jambu
terapung-apung di atas Tasik Chini
kelopakmu ibarat papan gelungsur si pari-pari
akarmu menghurai bak mayang sari tempat ikan bermain sembunyi-sembunyi
disitu segumpal hati, bersenandung sayu bernyanyi-nyanyi.

Ahai Tuhan yang ku sanjungi
kenapakah malangku bergini
kalau akal dan hati tidak serasi
bagaimana pula dengan jati diri

Ahai apa perlu di ungkit ungkit kembali
kisah lama yang sudahku sembunyi
walau perit di hati, tetapku membuta tuli
moga-moga hidup tak bertambah sepi

Ahai sang basikal biru bahari
mengapa kau menghilangkan diri
sehari ku risau menanti
mengenang masa engkau berbakti

Ahai keluargaku di Geylang Serai CC
maafkanlah ku yang ingin berdikari
'Jangan kau hanyut', pesanan naluri
'Kerana, ataupun bukan kerana seni'

Ahai hati yang berbelah bagi
kononnya enggan berdiam ubi lagi
kucar kacir yang engkau beri
mungkin benar engkau batu api

Ahai cinta kita yang dilarang ini
kembalilah engkau dilubuk sanubari
Jangan kau mengalir dalam nadi
Biar engkau dan aku berbisu, disemadi

Ahai Cinta yang dinanti-nanti
beribu cita-cita, mimpi mimpi
mati terkorban akibat digari
agar tidak menerawang, menari-nari

Ahai Tuhan yang ku kasihi
Hilangkanlah semua kesan dengki
dan semuanya yang engkau mungkari
Agar ku tidak lelah dek berkelahi

Ahai Pahlawan Putih
kenapa engkau tidak berani
putih warnamu bila peluang menanti
penuh sesalan pula bila ia pergi


I feel like a cup of teh and 2 roti prata telur @ As-Salihin.
So bloody depressed. And it seems talking to people only makes it worst.

Ingin sanda berada di pangkuanmu
Pahlawan Putih